bjb
Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

SILATURAHMI JENOL DI YAYASAN AL-WASILAH LEMO

 
 
H. Zaenal Tayeb yang lebih akrab di sapa Jenol,melakukan kunjungan silaturahmi ke Yayasan Al-Wasilah Lemo di Desa Kuajang Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar belum lama ini. Dalam kunjungannya kali ini,Jenol di sambut langsung oleh Ketua Yayasan Al-Wasilah Lemo,Suardi serta beberapa kepala desa dan kelurahan se kecamatan binuang serta para orang tua santri.pada kesempatan ini pula,Jenol memberikan bantuan uang tunai kepada Yayasan Al-Wasilah yang diterima langsung oleh ketua yayasan,Suardi.
 
 
Pada kesempatan ini pula,Jenol mengaku bantuannya murni di berikan semata-mata untuk membantu demi perkembangan yayasan al-wasilah kedepannya, tanpa ada maksud tertentu.seperti di ketahui,Jenol yang merupakan putra asli mamasa yang sukses berkarir di provinsi bali,hadir di kota polewali untuk memberikan dukungan moril buat salah satu kandidat calon bupati polewali mandar. namun meski moment kedatangannya bertepatan dengan suasana pilkada polman,namun Jenol menegaskan jika kunjungannya ke yayasan al-wasilah lemo bukan bertujuan untuk mempromosikan salah satu kandidat yang beliau dukung,tapi karena ingin menyalurkan sebagian hartanya kepada yang memang membutuhkan.selama ini beliau memang di kenal sebagai orang yang berjiwa sosial,hampir semua daerah di seluruh indonesia sudah beliau kunjungi,dan setiap daerah yang ia kunjungi selalu memberikan bantuan sosial.
 
 
“Saya selaku putra sulawesi barat bahagia bisa membantu saudara-saudara saya yang ada di sul-bar. meski kunjungan saya bertepatan dengan suasana pilkada kabupaten polman,namun bukan itu maksud tujuan saya datang datang ke al-wasilah. saya cuma ingin bersilaturahmi dengan ketua yayasan beserta para ustadz-ustadzah serta para santri-santriwati beserta para orang tuanya.kalaupun ada sedikit bantuan tunai yang saya berikan,itu bukan hanya kepada yayasan al-wasilah, tapi hampir semua daerah di seluruh indonesia.” Ungkap Jenol

Ponpes Al-Wasilah Lemo Butuh 10 RKB

Tingkatkan Mutu Pendidikan
Laporan : Jhamhur Anjasmara


POLEWALI – Pondok Pesanteren Al-Wasila Lemo, Desa Kuajang, Polewali Mandar hingga saat ini masih kekurangan sebanyak 10 Ruang Kelas Belajar (RKB). Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Yayasan Al-Wasila, Suardi Cammana, saat ditemui di kantornya, Selasa, 6 November.
Dua tingkatan lembaga pendidikan yang saat ini dikelola oleh Yayasan Al-Wasila, Madrasah Tsanawiah dan Madrasah Aliyah, masih membutuhkan tambahan RKB dengan jumlah kekurangan sebanyak 10 RKB. “Jadi kami butuh 6 RKB untuk Madrasah Tsanawiah dan 4 RKB untuk Madrasah Aliyah. Sehingga totalnya berjumlah 10 RKB yang masih kami butuhkan untuk meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di Yayasan Al-Wasilah,” ungkap Suardi.


Menurut Suardi, jumlah siswa saat ini dari keseluruhan siswa Madrasah Tsanawiah dan Madrasah Aliyah sudah mencapai kurang lebih 900 orang. Sehingga dengan total jumlah siswa tersebut membuat Ponpes Al-Wasilah membutuhkan tambahan RKB didua tingkatan penyelenggaraan pendidikan. “Olehnya saya berharap dari pemerintah dapat juga memberikan perhatian pada sekolah kami ini, agar dapat diberi tambahan RKB sebanyak yang kami butuhkan saat ini,” tutur Suardi.


Ia juga menyampaikan selain kekurangan RKB, sejumlah prasarana pendidikan juga dinilainya masih kekurangan. Dimana saat ini MTs menjalankan program tuntas belajar sembilan tahun. Tapi kondisi yang dimiliki oleh MTs Al-Wasilah belum didukung fasilitas yang memadai untuk program tuntas wajib belajar sembilan tahun.


“Ini juga yang menjadi persoalan bagi kami saat ini. Kiranya pihak pengambil kebijakan dibidang pendidikan dapat merespon apa yang menjadi keluhan kami saat ini. Sehingga maksimalisasi penyelenggaraan pendidikan dilembaga yang kami kelolah ini dapat menjawab harapan kita semua soal peningkatan sumberdaya manusia,” kunci Suardi. (*)

Membaca

Membaca
Pada jaman sekarang ini teknologi sudah semakin canggih, hal tersebut mempengaruhi benyak para remaja, yaitu membuat banyak para remaja menjadi malas, bukan hanya malas membaca nemun ada juga yang menjadi malas belajar dll, dan menyebabkan nilai menjadi turun serta membuat orang tua menjadi panik. Membaca merupakan hal yang penting bagi kehidupan banyak orang bukan para remaja saja karena membaca dapat membuat pengetahuan kita menjadi luas sehingga dapat membuat atau menghasilkan suatu karya.
Membaca kadang kala mengasyikan dan kadang kala juga membosankan bagi kalangan remaja, pada jaman sekarang banyak remaja yang tidak mau membaca karena menganggap membaca tidak penting, membosankan, dll. Dengan tidak membaca, pengetahuan kita menjadi sempit (tidak tahu apa-apa) dan kita dapat malu. Dengan rajin membaca kita dapat meningkatkan pengetahuan kita, kata-kata kita, serta kretifitas kita dalam membuat suatu karangan.
Bagi remaja yang tidak menyukai membaca, mereka akan kesulitan bila sedang membuat suatu karangan karena sulit mencari kata-kata yang baik yang menarik bagi para pembaca. Dengan adanya teknologi yang canggih, minat baca para remaja menjadi sangat menurun dan waktu baca tersebut digantikan dengan membuka internet ( facebook, friendster, dll), para remaja yang tadinya meluangkan waktu untuk membaca buku namun sekarang lebih memilih membuka internet dan menganggap membuka internet sebagai hiburannya agar tidak bosan. Namun membuak internet malahan mengganggu / manyita waktu untuk membaca buku / belajar tanpa kesadaran para remaja.
Membaca merupakan hal yang sangat penting untuk para remaja sekarang agar dapat berkreasi, namun ada pula yang menyukai membaca komik ataupun novel, dll. Namun tingkat membaca tersebut menurun dari pada sebelum teknologi berkambang/ semakin canggih.
(Vanessa 7D)
Buku Adalah Jendela Dunia
Banyak orang mengatakan hal yang serupa seperti judul di atas untuk membujuk agar orang-orang rajin membaca. Namun, jaman sudah berubah. Jaman sekarang, remaja maupun dewasa ingin memperoleh sesuatu secara instan. Semua orang ingin asal jadi tanpa mau bersusah payah. Kelihatannya peribahasa “bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian” berangsur-angsur mulai terlupakan. Ya. Jaman sekarang remaja jarang sekali membaca buku untuk menyerap ilmu pengetahuan. Kebanyakan mereka lebih senang browsing di internet sekaligus main facebook. Akibatnya, konsenterasi remaja jadi teralih sepenuhnya pada facebook dibandingkan menyerap ilmu tersebut.
Kurangnya minat membaca remaja ini tampaknya semakin menurun karena munculnya jejaring sosial facebook, friendster, myspace, twitter, dsb. Remaja lebih memilih membuka jejaring tersebut dibandingkan membaca. Padahal, buku menjadi sarana yang paling penting untuk remaja. Dengan membaca, kita bisa berkreativitas, berimajinasi dan munculnya penulis andal asal Indonesia. Kebanyakan novel-novel bermutu dan bagus adalah guratan penulis luar negeri, bukan Indonesia. Sunguh kesempatan yang bagus untuk mengharumkan Indonesia.
Akhir kata, saya pikr lebih bagus jika sekolah atau siapa pun yang peduli melakukan sesuatu untuk meningkatkan semangat membaca di kalangan remaja. Karena dengan membaca, kita bisa menuntut ilmu dan ilmu itu bisa digunakan untuk kehidupan sukses di masa depan. Membacalah sebelum hari senja. Ingat! Penyesalan selalu datang terlambat. (Stella 7D-36)
M

Pemberdayaan Masjid Sebagai Sarana Pendidikan Islam Bagi Siswa Di Madrasah

Masjid sebagi instrumen yang dapat digunakan untuk bersujud, juga berarti dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan berdimensi sosial yang melibatkan manusia dengan menjadikannya sebagai sentral kegiatan. Hal ini berhubungan juga dengan potensi masjid itu sendiri yang harus diberdayakan dengan segenap kemampuan para pengelolanya. Dalam hal ini dibutuhkan keahlian (skill) yang tidak sekedar cukup saja, tetapi mesti dilaksanakan secara maksimal sebagai implementasi dari dakwah bi ahsan al-‘amal (melakukan perubahan dengan mengerahkan segenap kemampuan). Dengan pemahaman semacam ini, masjid dapat dimaknai sebagai instrumen atau sarana ibadah universal. Tidak hanya ibadah mahdhoh (mikro) saja, tetapi juga ibadah ghayr mahdhah (makro). Sehingga, masjid kembali lagi pada fungsinya sebagaimana zaman Nabi Muhammad saw. dahulu yakni, sebagai pusat pendidikan Islam yang berupaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
Memahami masjid secara universal berarti juga memahaminya sebagai sebuah instrumen sosial masyarakat Islam yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada umumnya merupakan salah satu perwujudan aspirasi umat Islam sebagai tempat ibadah yang menduduki fungsi sentral. Mengingat fungsinya yang strategis, maka perlu dibina sebaikbaiknya, baik segi fisik bangunan maupun segi kegiatan pemakmurannya. Melalui pemahaman ini, muncul sebuah keyakinan bahwa masjid menjadi pusat dan sumber peradaban Islam. Melalui masjid pula, kaderisasi generasi muda dapat dilakukan melalui proses pendidikan Islam yang bersifat kontinyu untuk pencapaian kemajuan. Sehingga pendidikan agama tidak cenderung mengedepankan aspek kognisi (pemikiran) saja, melainkan ada aspek afeksi (rasa) dan psikomotorok (tingkah laku).
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif-Kualitatif. Diharapkan dengan menggunkan pendekatan tersebut penulis mendapatkan gambaran yang objektif, faktual, akurat dan sistematis, mengenai masalah-masalah yang ada di obyek penelitian. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan interview dan observasi. Kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan yang terakhir adalah verifikasi atau menarik kesimpulan.
Dari hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa (1) Tujuan pemberdayaan masjid di MAN 3 Malang ini antara lain agar para siswa terpaut hatinya dengan masjid hal ini dikarenakan kalau bukan generasi muda Islam siapa lagi yang perhatian terhadap masjid, (2) sebagai upaya memberdayakan masjid Al Falah, maka diadakan beberapa kegiatan antra lain: Mengadakan lomba yang sangat erat kaitannya dengan syiar Islam, seperti lomba adzan dan lomba ceramah (da’i muda) yang fungsinya mencari kader-kader penerus Islam yang hasilnya nanti tentu saja diaplikasikan di masjid, kajian kitab bagi siswa asrama ba’da Shubuh, program hafalan al-Qur’an ba’da Ashar dan talaqqi-nya setiap hari Senin dan Rabu, pembinaan bahasa Inggris dan Arab (menjelang Isya’) yang juga dipusatkan tempatkan di masjid, pembinaan jama’ah baik guru, siswa, dan karyawan yang pada awalnya pembinaan jama’ah ini mengunakan sistem absensi, adanya rekruitmen tenaga ta’mir dari siswa atau alumni (aktivis BDI), Kultum (kuliah tujuh menit) dari siswa setiap hari Senin dan Kamis ba’da Dhuhur, upaya pemberdayaan masjid dari segi fisik yakni renovasi masjid atau pengembangan masjid dari segi fisik, mempersilahkan masyarakat umum untuk menggunakan masjid untuk kepentingan agama semisal digunakannya Masjid MAN 3 Malang ini untuk acara Akad nikah (bekerjasama dengan KUA), pengajian umum yang diadakan oleh instansi lain semisal Magistra Utama, Technos, Wearnes. Seringnya Masjid MAN 3 ini untuk sholat jenazah apabila ada masyarakat yang meninggal dunia, bekerjasama dengan CMM (corps mubaliqh muhamaddiyah) untuk mempersiapkan mubaliqh dan khotib-khotib yang berkualitas yang direkrut dari para guru ( khotib sholat Jum’at) dan para siswa (kultum), seringnya proses pembelajaran PAI yang di pusatkan di masjid misalnya pelajaran qur’an-hadits, Fiqih (terutama yang berkaitan dengan praktek ibadah), melengkapi fasilitas masjid berupa perpustakaan masjid yang dapat di nikmati tidak hanya oleh pihak internal madrasah tapi juga jama’ah dan masyarakat sekitar. (3) Adapun manfaat dari adanya pemberdayaan masjid tersebut: dengan adanya proses pemberdayaan masjid siswa dapat terlatih dan terbiasa dalam mempraktekkan ajaran Islam terutama yang berkaitan dengan ibadah terutama kebiasaan sholat berjama’ah,program kultum (kuliah tujuh menit) yang diperuntukkan bagi siswa disitu terdapat pendidikan mengenai keberanian untuk amar ma’ruf nahi mungkar, adanya interaksi antara guru dan siswa dalam aktifitas masjid. Maksudnya dalam proses pendidikan Islam guru harus mampu menjadi uswatun khasanah bagi siswanya sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad pada awal perjuangan beliau mendidik umat yang tentu saja dipusatkan di masjid dan dengan adanya pemberdayaan masjid maka siswa bisa fokus, tersentralkan, dan terkontrol segala aktivitasnya yang kaitannya dengan kegiatan di masjid.

Silahkan Di Like

Download

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. YAYASAN AL-WASILAH LEMO - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger