Jakarta
(ANTARA News) - Para penerima beasiswa StuNed --program beasiswa yang
diberikan pemerintah Belanda kepada para professional madya Indonesia--
mengaku mendapatkan pengetahuan akademik dan profesional, serta
kesempatan untuk mengembangkan diri selama studi di Belanda.
"Saya
belajar di negara yang nyaman dan ramah, serta memiliki budaya
kewirausahaan dan terbuka. Saya yakin pengalaman yang saya dapatkan di
Belanda juga akan membawa keuntungan bagi institusi tempat saya
bekerja,” kata Sayuta Senobua, alumnus penerima StuNed yang bekerja pada
Kementrian Perhubungan dan jebolan Universitas Teknologi Delft di
Jakarta, Rabu.
StuNed bertujuan membantu
pembangunan Indonesia melalui peningkatan sumber daya manusia pada empat
bidang kajian meliputi manajemen air, ketahanan pangan, ekonomi,
judisial dan hak asasi manusia.
Beasiswa ini
diberikan sejak tahun 2000 dengan rata-rata penerima beasiswa 250 orang
setiap tahun dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris.
"Ada
lebih dari 1.800 program studi berbahasa Inggris di Belanda. Jumlah ini
lebih banyak daripada jumlah yang ditawarkan oleh negara lain di Eropa.
Selain itu, masyarakat Belanda juga sangat terbuka terhadap kebudayaan
dan bahasa asing. Lebih lanjut lagi, penerima beasiswa akan belajar di
perguruan tinggi yang berkelas dunia," kata Direktur Nuffic Neso
Indonesia Mervin Bakker pada pembukaan aplikasi beasiswa Stuned tahun
2014, hari ini.
Program beasiswa bilateral ini
menawarkan tiga jenis program beasiswa yaitu master (tenggat waktu 15
Maret), kursus singkat (tenggat waktu 1 Maret, 1 September, dan 1
Oktober), dan Tailor-Made Training (1 Maret).
"Para
calon pelamar Beasiswa StuNed untuk mendaftar terlebih dahulu ke
universitas yang dituju sebelum mengirimkan aplikasi ke Neso," kata Indy
Hardono, Koordinator Tim Beasiswa ini.
Pelamar disarankan untuk membuka www.nesoindonesia.or.id/stuned atau menghubungi staf konseling gratis di kantor Neso di Jakarta, sambung Indy.
Editor: Jafar M Sidik
0 komentar:
Posting Komentar